PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PURSE SEINE PADA KM SUMBER JADI DI PERAIRAN BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Potensi perikanan tangkap di Provinsi Kepulauan Riau sebagian besar berada di wilayah pengelolaan perikanan Laut Cina Selatan dan Natuna dengan batas Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI) sampai garis yang menghubungkan 04° LS 106 ° BT - 03° LS 111° BT. Kota Batam memiliki potensi sumber daya perikanan yang begitu besar. Hal tersebut dapat dilihat dengan lokasi penangkapan ikan (fishing ground), yang berada di perairan Natuna. Natuna dikenal dengan kekayaan alam yang sangat melimpah dengan hasil ikannya, seperti ikan Layang (Decapterus spp), Kembung (Rastrelliger), dan Cumi-cumi (Loligo). Alat tangkap yang paling banyak digunakan di kota Batam ialah purse seine dikarenakan alat tangkap ini mampu beroperasi dengan baik untuk menangkap ikan pelagis kecil pada daerah pengoperasian. Alat tangkap lainnya yang digunakan di kota Batam selain purse seine adalah bubu, rawai dan pancing tonda.
Tujuan Kerja Praktik Akhir (KPA) ini adalah mengetahui prosedur kerja di kapal purse seine, mengetahui jenis ikan dan jumlah ikan hasil tangkapan pada setiap trip penangkapaan. Analisa data yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja Praktik Akhir (KPA) ini adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk memberikan deskripsi atau gambaran mengenai subjek berdasarkan data variabel yang diperoleh dari kelompok subjek tertentu. Prosedur kerja yang dilakukan pada saat Kerja Praktik Akhir ini adalah menggunakan alat tangkap purse seine dilakukan diatas KM. Sumber Jadi yaitu setting (penurunan alat tangkap), pursing (penarikan tali kerut), hauling (penarikan alat tangkap ke atas kapal) dan brailing (pengangkatan ikan ke atas kapal).
Ikan hasil tangkapan utama KM. Sumber Jadi ialah ikan Layang (Decapterus), Kembung (Rastrelliger), dan Cumi-cumi(Loligo), dan hasil tangkapan sampingannya adalah ikan jabung dan ikan sunglir. Hasil tangkapan pada trip pertama mencapai angka 9000 kg dan hasil tangkapan trip kedua mencapai 11160 kg.