STUDI PEMBAGIAN UPAH HASIL TANGKAPAN KAPAL PURSE SEINE DI PT. HASIL LAUT SEJATI (HLS) BATAM KEPULAUAN RIAU

Upah yaitu imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada tenaga kerja, upah yang diterima oleh anak buah kapal berdasarkan jabatannya. Pembagian hasil tangkapan telah tertuang dalam beberapa regulasi. Pola kerjasama antara majikan dan ABK pada masyarakat nelayan didasarkan atas kebiasaan setempat. Hal tersebut yang tentunya dapat menghambat perubahan ekonomi masyarakat nelayan. UU Nomor 16 Tahun 1964 pasal 3 menyatakan minimal nelayan buruh memperoleh 40% dari hasil bersih. Namun dengan Permen KP Nomor 42 Tahun 2016 pasal 26 yang menyatakan bahwa besaran gaji minimum awak kapal perikanan paling sedikit dua kali lipat dari standar upah minimum provinsi atau minimum regional.
Mengetahui hasil tangkapan kapal purse seine, struktur organisasi terhadap pengaruh upah, penerapan sistem bagi hasil dan upah ABK pada kapal Purse seine di PT. HLS, dimaksud sebagai tujuan dari penulisan KPA. Pelaksanaan praktik KPA dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2022 sampai dengan 13 Mei 2022. Pengambilan data sebanyak 2 kali operasi atau 2 trip.
Posisi dari struktur organisasi di KM. Sumber Fortuna berpengaruh terhadap upah dari masing-masing posisi jabatan. Dimana, hasil bagi ditentukan dari posisi jabatan. Total Produksi Hasil Tangkapan selama 2 trip adalah 40.298 kg. Pembagian hasil upah per 1 bagian pada trip pertama dan trip kedua. Perhitungan menujukkan nilai trip pertama senilai Rp. 162.402,-. pada trip kedua senilai Rp. 1.335.547,- dari kriteria Undang-undang Menteri Ketenagakerjaan nomor 12 Tahun 2020, bahwa upah pembagian hasil KM. Sumber Fortuna sangat tidak ideal dari ketetapan peraturan. Tinjauan UU Nomor 16 tahun 1964, tentang Bagi Hasil Perikanan bahwa kategori dari perhitungan penelitian tidak termasuk sesuai ke dalam aturan hukum.